Untuk
menuju ke level iklas didalam kita beribadah, maka harus di gali ilmunya. Tanpa
mengetahui ilmu dari kegiatan ibadah itu maka orang akan sulit untuk mencapai
derajad ikhlas tersebut. Disini orang orang yang berilmu disebut sebagai ulama.
Kata ulama sendiri maknanya bukan satu tapi banyak. Jadi kalau orang menyebut
kata ulama berarti kumpulan dari orang orang yang berilmu. Hal ini diungkapkan dalam QS Al-Faathir 28:
“Dan
demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan
binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya).
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.
Sesungguhnya Allah Maha perkasa lagi Maha Pengampun.”
Dari ayat tersebut ulama adalah orang orang yang paling takut kepada Allah. Maksudnya takut akan segala larangan Allah dan takut akan semua perintah Allah jika ditinggalkan.
Dari ayat tersebut ulama adalah orang orang yang paling takut kepada Allah. Maksudnya takut akan segala larangan Allah dan takut akan semua perintah Allah jika ditinggalkan.
Mencari
perlindungan kepada selain Allah terjadi pada orang orang yang tidak berakal
yang tidak mau mencari ilmu. Sehingga nuansanya menjadi gelap gulita namun
kepada orang orang yang mau berfikir karena berakal maka mereka akan memilih
Allah sebagai tempat berlindung dan berserah diri dan kondisi yang seperti ini
adalah kondisi yang terang benderang. Sebenarnya kegelapan dan kegelisahan ini
terjadi hanya di kalbu mereka orang orang yang tidak mau berfikir. Perbandingan
antara orang kafir dan orang yang beriman yang dalam Al-Qur'an diumpamakan sebagai orang
buta-tuli dengan orang yang dapat melihat dan mendengar.
Dihubungkan dengan buah kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat yang dijanjikan Allah SWT pada orang-orang yang
menuntut ilmu, dalam haditsnya Rasulullah SAW bersabda : "Apabila seseorang telah meninggal dunia, maka semua amalannya
terputus, kecuali tiga perkara : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan
anak saleh yang mendoakan kedua orang-tuanya."
Makna dari hadits tersebut adalah
ilmu merupakan salah satu dari tiga amal shalih yang pahalanya terus-menerus
dilipat-gandakan oleh Allah SWT. Dia telah menjamin setiap pencari dan pengamal
ilmu dengan nikmat kebahagiaan yang takkan berkurang, takkan berakhir,
kendatipun ia telah berada diantara para ahli kubur.
Mengapa demikian ?
Kemuliaan itu berhak bagi seseorang
yang mengamalkan ilmu, disebabkan manfaat ilmu tidak dibatasi oleh dimensi
waktu. Ketika ilmu disebarkan dan diamalkan, maka setiap siapa dapat mengambil
manfaat darinya, setiap itu pula bertambah timbangan amal shalih penyebar dan
pengamalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar